Total Tayangan Halaman

Senin, 15 November 2010

Pernafasan Buatan

Keterampilan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau membantu pernapasan buatan sebaiknya diketahui banyak orang tak hanya petugas kesehatan. CPR sangat membantu jika orang terdekat kita mengalami serangan jantung, tak sadarkan diri atau tenggelam di kolam.

Dengan melakukan CPR, bisa memperpanjang harapan hidup orang yang tak sadarkan diri. Maka itu penting untuk mengetahui bagaimana melakukan CPR yang benar.

CPR adalah teknik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama jika seseorang terkena serangan jantung. Teknik ini berfungsi untuk menormalkan detak jantung yang jika terkena serangan bergeraknya abnormal. Dengan ditekan maka detak jantung dengan sendirinya akan kembali normal.

"Teknik CPR berguna untuk mengaktifkan jantung kembali sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar dan mencegah matinya organ otak," ujar EMT Anwar Buchari, Manager Operation dari Medic One, dalam acara Life Saver CPR Competency, di Wisma GKBI, Jakarta, Selasa (22/12/2009).

Anwar menambahkan jika otak tidak mendapatkan asupan oksigen selama 4 menit, maka organ otak ini tidak akan berfungsi kembali dan dengan sendirinya organ-organ lain dalam tubuh juga akan mati sehingga menurunkan harapan hidup dari orang tersebut.

Untuk itu Anwar memberikan beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam melakukan CPR, yaitu:

1. Cek bahaya dan keselamatan (Danger/safety)
Sebelum melakukan pertolongan pastikan pasien serangan jantung berada di tempat yang aman dan terhindar dari bahaya.

2. Cek respons (Respone)
Ketahui apakah orang tersebut masih sadar atau tidak. Caranya dengan menepuk-nepuk pundak orang sambil berteriak dengan suara yang keras. Misalnya "Pak, bisa dengar suara saya?". Jika tidak ada respons dari pasien, maka segera hubungi ambulance atau petugas medis.

3. Buka jalur pernapasan (Airway)
Sambil menunggu petugas medis datang, orang terdekat bisa membuka jalur pernapasan dengan cara tangan kiri memegang dahi sambil ditarik ke belakang dan tangan kanan menarik dagu ke bawah. Dekatkan telinga ke pasien sambil melihat, mendengar dan merasakan ada napas atau tidak selama 5 sampai 10 detik.

4. Berikan napas buatan (Breaths)
Jika tidak ada napas maka berikan napas buatan dengan cara menutup hidung dan meniupkan napas dari mulut ke mulut sebanyak 2 kali selama 2 detik. Saat melakukan hal ini mata memperhatikan dada orang tersebut, apakah bergerak atau tidak.

5.Berikan tekanan (Compression)
Setelah memberikan 2 kali napas buatan, maka beri tekanan pada bagian dada. Untuk orang dewasa letakkan kedua tangan di tengah-tengah dada sambil ditekan dengan posisi tangan lurus, tapi untuk anak-anak hanya menggunakan satu tangan saja. Tekan sepertiga bagian dada sebanyak 30 kali.

6. Lakukan secara berulang
Setelah melakukan 30 kali tekanan, beri napas buatan kembali sebanyak 2 kali lalu tekanan sebanyak 30 kali. Lakukan hal ini selama 2 menit.

7. Cek pernapasannya kembali
Jika sudah dilakukan 5 kali set dengan perbandingan 2 napas buatan dan 30 kali tekanan dada (2:30) atau selama 2 menit, maka cek apakah pasien sudah bisa bernapas atau belum. Jika belum maka ulangi kembali perbandingan 2:30 tersebut hingga petugas medis datang.

8. Jika pasien sudah bisa bernapas
Apabila setelah dua menit pasien bernapas, maka letakkan pada recovery position. Yaitu dalam posisi terlentang letakkan tangan kiri ke atas dan tangan kanan menyilang ke telinga, tekuk kaki kanan lalu miringkan pasien ke arah kiri dengan mendorong pundak dan kakinya secara bersamaan. Namun jika pasien tidak bernapas lagi, terlentangkan kembali dan berikan napas buatan serta tekanan di dada.

"Tapi jika seseorang pingsan karena korban trauma dalam arti mengalami benturan, maka tidak boleh dipindahkan. Biarkan saja posisinya hingga petugas medis datang, karena salah melakukan gerakan kepala satu derajat saja bisa berakibat fatal seperti lumpuh atau kematian,"













Selasa, 09 November 2010

BATUK

Mengenal Batuk Secara Sempit

Mengenal Macam-Macam Batuk
Batuk bukan penyakit, tapi gejala.Banyak penyakit yang  gejalanya diawali batuk. Dokter dalam menentukan penyakit, tidak hanya batuk saja sebagai instrumen diagnosa, tapi ada tarikan nafas yang diperiksa dengan stetoskop, pemeriksaan darah dan foto rontgen.
Macam - macam batuk :
1.      Batuk Infeksi
Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehigga menyumbat saluran pernafasan. Warna dahak kuning hijau. Bila tidak diobati akan memperparah infeksi saluran pernafasan, dan
nasaf penderita menjadi sesak.
2.      Batuk Kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Penyakit influensa biasanya diawali dengan batuk, kadang disertai pilek, demam. Batuk ini harus diobati karena mengganggu kenyamanan tidur,perut nyeri, muntah, bahkan bilabatuknya keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata. Ini terlihat pada bagianputih mata yang nampak bercak darah.
3.      Batuk yang khas
- Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau.
- Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
- Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang merangsang timbulnya batuk.
- Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.
- Batuk karena gugup, pikiran tidak tenang, ketakutan. Kondisi tersebut bisa mendadak timbul batuk. Batuk seperti ini akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
- Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin tambah.
- Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk
Batuk Bisa Juga Kita Golongkan
Ada dua jenis batuk yaitu:
Batuk Ringan
      Batuk sebenarnya bukan merupakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan  gejala yang terdapat pada berbagai penyakit tenggorokan, paru-paru atau saluran pipa udara (bronchus), peyakit TBC, penyakit paru-paru disertai batuk, penyakit radang tonsil, influensa yang juga disertai batuk
. Maka untuk  mengobati penyakit batuk agar dapat sembuh dengan sesungguhnya  perlu diketahui lebih dulu  tentang penyakit lainnya  yang menjadi  penyebab batuk tersebut. Tetapi apabila  bukan  disebabkan  oleh penyakit lain  yang serius  maka  biasanya  karena  kerongkongan  gatal,  merokok,  makan gula-gula dan makanan yang  berminyak (goreng-gorengan). Karena perubahan udara yang dingin dan lembab, karena masuk angin sehingga terjadi salesma, ini semua sering menjadi penyebab batuk.Batuk yang seperti ini disebut dengan batuk ringan.
Batuk Rejan
      Batuk rejan (kinkhoest) atau sering disebut batuk 100 hari  ini pada umumnya menyerang pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang  juga menyerang orang tua. Penyakit ini dapat menular, tetapi setelah satu kali tertular seseorang akan menjadi kebal. Penularan penyakit ini dapat melalui udara/pernapasan, oleh karena itu jika ada  yang terserang  penyakit ini, hendaknya menjauhkan anak-anak darinya.Lebih-lebih pada waktu penderita baru mendapat serangan.Batuk ini disebabkan oleh infeksi dari Bordetella pertusis.
      Pada awalnya penyakit ini hanya kelihatan  seperti batuk pilek biasa, tapi lama kelamaan  frekuensi batuknya menjadi lebih sering. Pada waktu batuk  atau ketika terjangkit, seorang abak wajahnya akan  akan kelihatan merah, urat-urat bagian  leher  dan kepala menonjol. Kadang-kadang disertai  muntah-muntah  kalau  dahak yang ada dikerongkongan tidak dapat dikeluarkan, anak tersebut akan kelihatan susah atau sesak napas  dan mengeluarkan suara “ngik-ngikâ€
, kelopak mata kelihatan membengkak,  dan  juga pada waktu batuk  ada yang sampai mengeluarkan darah. Penyakit ini  akan lebih berbahaya  kalau komplikasi  dengan Broncho Pneumonia/Bronchitis (radang saluran paru-paru).

Mencakup Batuk Secara Luas

Batuk merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada anak, dan merupakan keluhan yang seringkali menyebabkan orang tua membawa anak mereka ke dokter.
Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan meliputi:
  • Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds, hidung beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)
  • Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.
Kadang-kadang batuk terdengar hebat. Namun demikian, biasanya batuk bukan merupakan gejala yang membahayakan. Sebenarnya batuk merupakan suatu refleks tubuh untuk membantu membersihkan jalan napas. Namun demikian, batuk dapat menjadi alasan untuk berkunjung ke dokter. Kita perlu mengenal jenis-jenis batuk, agar kita tahu bagaimana menanganinya dan mengetahui pula kapan sebaiknya kita meminta bantuan medis.

Jenis-jenis batuk dan Apa Maknanya

1. Batuk "Menggonggong"
Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya.

2. Batuk Rejan (" Whooping Cough)
Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi "whoop" (yang terdengar seperti "hoop") setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP).
Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi "whoop" setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat
mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.

3. Batuk dengan Mengi
Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan adanya suatu "sumbatan" di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut di jalan napas.Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut,hubungi dokter.

4. Stridor
Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter.
Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.

5. Batuk Mendadak
jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk "jalur yang salah" yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.
Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak kinjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena tindakan ini justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa udara.

6. Batuk Malam Hari
Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.
Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.

7. Batuk Siang Hari
Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada malam hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.

8. Batuk disertai Pilek (Colds)
Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.

9. Batuk dengan Demam
Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.

10. Batuk dengan Muntah
Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.

3 tahun - 4 tahun
20-30
5 tahun - 9 tahun
15-30
10 tahun atau lebih
15-30

Selain menghitung laju napas, anda dapat juga memperhatikan kepala dan dada anak. Bila anak cenderung menengadahkan kepala (ke belakang), hal ini menunjukkan adanya kesulitan napas pada anak. Disamping itu, dapat pula ditemukan cekungan di di bawah leher, di sela iga dan di atas ulu hati yang menunjukkan anak berusaha menggunakan otot bantu napas untuk memudahkannya bernapas. Perhatikan juga adanya napas cuping hidung yang menandakan kesulitan bernapas pada anak.

MEKANISME BATUK
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi. Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian
glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan pembukaan glotis secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada saat ini glotis secara reflex sudah terbuka. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Penelitian lain menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume sampai 50% dari kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya sejumlah besar volume ini. Pertama, volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua,volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini,
tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50 ­ 100mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena
akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar dari pada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak lain, batuk
juga dapat terjadi tanpa penutupan glottis

Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30­50 detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap' Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%
















Mengenal Batuk Secara Sempit

Mengenal Macam-Macam Batuk
Batuk bukan penyakit, tapi gejala.Banyak penyakit yang  gejalanya diawali batuk. Dokter dalam menentukan penyakit, tidak hanya batuk saja sebagai instrumen diagnosa, tapi ada tarikan nafas yang diperiksa dengan stetoskop, pemeriksaan darah dan foto rontgen.
Macam - macam batuk :
1.      Batuk Infeksi
Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehigga menyumbat saluran pernafasan. Warna dahak kuning hijau. Bila tidak diobati akan memperparah infeksi saluran pernafasan, dan
nasaf penderita menjadi sesak.
2.      Batuk Kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Penyakit influensa biasanya diawali dengan batuk, kadang disertai pilek, demam. Batuk ini harus diobati karena mengganggu kenyamanan tidur,perut nyeri, muntah, bahkan bilabatuknya keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata. Ini terlihat pada bagianputih mata yang nampak bercak darah.
3.      Batuk yang khas
- Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau.
- Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
- Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang merangsang timbulnya batuk.
- Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.
- Batuk karena gugup, pikiran tidak tenang, ketakutan. Kondisi tersebut bisa mendadak timbul batuk. Batuk seperti ini akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
- Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin tambah.
- Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk
Batuk Bisa Juga Kita Golongkan
Ada dua jenis batuk yaitu:
Batuk Ringan
      Batuk sebenarnya bukan merupakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan  gejala yang terdapat pada berbagai penyakit tenggorokan, paru-paru atau saluran pipa udara (bronchus), peyakit TBC, penyakit paru-paru disertai batuk, penyakit radang tonsil, influensa yang juga disertai batuk
. Maka untuk  mengobati penyakit batuk agar dapat sembuh dengan sesungguhnya  perlu diketahui lebih dulu  tentang penyakit lainnya  yang menjadi  penyebab batuk tersebut. Tetapi apabila  bukan  disebabkan  oleh penyakit lain  yang serius  maka  biasanya  karena  kerongkongan  gatal,  merokok,  makan gula-gula dan makanan yang  berminyak (goreng-gorengan). Karena perubahan udara yang dingin dan lembab, karena masuk angin sehingga terjadi salesma, ini semua sering menjadi penyebab batuk.Batuk yang seperti ini disebut dengan batuk ringan.
Batuk Rejan
      Batuk rejan (kinkhoest) atau sering disebut batuk 100 hari  ini pada umumnya menyerang pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang  juga menyerang orang tua. Penyakit ini dapat menular, tetapi setelah satu kali tertular seseorang akan menjadi kebal. Penularan penyakit ini dapat melalui udara/pernapasan, oleh karena itu jika ada  yang terserang  penyakit ini, hendaknya menjauhkan anak-anak darinya.Lebih-lebih pada waktu penderita baru mendapat serangan.Batuk ini disebabkan oleh infeksi dari Bordetella pertusis.
      Pada awalnya penyakit ini hanya kelihatan  seperti batuk pilek biasa, tapi lama kelamaan  frekuensi batuknya menjadi lebih sering. Pada waktu batuk  atau ketika terjangkit, seorang abak wajahnya akan  akan kelihatan merah, urat-urat bagian  leher  dan kepala menonjol. Kadang-kadang disertai  muntah-muntah  kalau  dahak yang ada dikerongkongan tidak dapat dikeluarkan, anak tersebut akan kelihatan susah atau sesak napas  dan mengeluarkan suara “ngik-ngikâ€
, kelopak mata kelihatan membengkak,  dan  juga pada waktu batuk  ada yang sampai mengeluarkan darah. Penyakit ini  akan lebih berbahaya  kalau komplikasi  dengan Broncho Pneumonia/Bronchitis (radang saluran paru-paru).
Penanganan Profesional
Salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis batuk adalah dengan mendengar. Dokter akan menentukan cara penanganannya antara lain berdasarkan bunyi batuknya. Karena sebagian besar penyakit pernapasan disebabkan oleh virus, dokter tidak perlu meresepkan antibiotika pada banyak kasus batuk. Antibiotika tidak digunakan untuk pencegahan. Antibiotika dapat digunakan untuk "mengobati" infeksi bakteri tetapi antibiotika tidak mempunyai efek terhadap virus.

Pada common colds, antibiotika tidak diperlukan karena karena antibiotika tidak mempercepat penyembuhan dan tidak mencegah komplikasi. Jika dicurigai pneumonia atau infeksi bakteria lainnya, dokter mungkin akan meresepkan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat menyebabkan bakteri menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika. Resistensi ini merupakan masalah berat yang mengkhawatirkan seluruh dunia dan dapat menimbulkan penyakit yang serius dan kematian. Untuk mencegah resistensi ini, maka hal-hal yang perlu dilakukan antara lain adalah jangan meminta antibiotika pada dokter jika anda/anak anda mengalami pilek (colds). Di lain pihak, jika anda mendapat antibiotika untuk infeksi bakteri, gunakan sesuai petunjuk dokter; jangan berbagi antibiotika dengan orang lain.

Pada umumnya, obat-obat batuk tidak diperlukan. Obat-obat ini, baik yang diresepkan atau yang dijua! bebas, mungkin mempunyai efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan dapat berbahaya bag! bay! dan anak kecil. Biasanya yang paling baik ialah dengan membiarkan perjalanan penyakitnya, hingga penyakit itu sembuh dengan sendirinya.

Pneumonia, pertusis, RSV, dan kasus croup yang berat, mungkin perlu rawat inap di rumah sakit. Biasanya hal ini diperlukan hanya untuk pemantauan ketat dan untuk memastikan kecukupan asupan cairan. Kadang-kadang, jika anak mengalami kesulitan bernapas, diberikan oksigen.

Penanganan di Rumah
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas.
  • Jika anak menderita asma, pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk penanganan asma dari dokter anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama selama serangan asma dan berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.
  • Jika anak-hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan makanannya. Untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung dapat digunakan tetes hidung yang mengandung garam fisiologis (NaCI 0,9%) sebanyak 2 tetes pada masing-masing hidung 15- 20 menit sebelum makan. Tetes hidung NaCI 0,9% tidak memiliki efek samping. Jangan gunakan tetes hidung yang mengandung obat lain, karena obat tersebut dapat diserap dalam jumlah yang berlebihan.

    Cara lain untuk membersihkan lendir yang menyumbat hidung yaitu dengan alat hisap yang terbuat dari karet. Jangan lupa untuk memencet alat tersebut terlebih dahulu, kemudian ujung karet dimasukkan ke satu lubang hidung, lalu perlahan keluarkan dan lepaskan pencetan pada alat tersebut. Cara ini akan mengeluarkan lendir yang menyumbat hidung dan memudahkan anak bernapas kembali. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Anak yang lebih besar mungkin akan menolak cara ini. Penggunaan garam fisiologis lebih dianjurkan daripada cara ini karena alat hisap tidak mudah didapatkan dan penghisapan yang tidak hati-hati dapat menyakitkan.
  • Jika anak anda mengalami colds, beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.
  • Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti menggonggong", bawa anak ke kamar mandi,. tutup pintu, dan putar keran shower air hangat selama beberapa menit hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda dapat memasukkan air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh uap. Duduklah bersama anak di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air akan membantu anak bernapas lebih mudah. Bacakanlah buku cerita supaya anak merasa nyaman.
  • Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).
  • Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda atau minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.
  • Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas tanpa petunjuk khusus dari dokter. Kebanyakan obat-obat ini menekan batuk sehingga dapat membahayakan anak. Batuk tidak boleh ditekan karena batuk justru membantu mengeluarkan sekret/kotoran yang kadang-kadang timbul pada penyakit pernapasan. Pada beberapa keadaan, obat-obat ini bahkan menimbulkan efek samping yang berbahaya bila diberikan pada bayi dan anak yang masih sangat kecil. Selain itu, pedoman dosis obat-obat yang dijual bebas untuk anak seringkali berdasarkan pedoman dosis untuk dewasa (bukan diformulasi khusus untuk bayi), jadi obat tersebut mungkin tidak bekerja secara tepat seperti yang diinginkan.

Kesimpulan
Batuk merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada anak. Meskipun kadang-kadang batuk terdengar berat, batuk umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani di rumah. Batuk merupakan suatu refleks tubuh untuk membantu membersihkan jalan napas kita. Ingat, batuk merupakan gejala dan bukan penyakit. Jika anak batuk, harus dipikirkan apa yang menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, kita perlu mengenal jenis-jenis batuk agar kita tahu bagaimana menanganinya dan kapan harus menghubungi dokter.

bronkopneumonia

DEFINISI
Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.8
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sejak 1986 sampai era 2000 an hampir 80 sampai 90 persen kematian balita akibat serangan ISPA dan pnemonia.4
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.3
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% penduduk amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di Amerika.1
ETIOLOGI
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah faktor infeksi (tersering) :

-         Bakteri    : Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus, Hemofilus influenza, Mycobacterium tuberculosa.
-         Virus       : Respiratory Synctitial Virus, Adenovirus, Cytomegalo virus, Virus infuenza B.
-         Jamur      : Histoplasmosis, Candida albicans, Aspergillus species dll.4

PATOGENESIS
Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet). Pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena efek gravitasi.1,3
Agen-agen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki 3 bentuk transisi primer :
  1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring
  2. Inhalasi aerosol yang infeksius
  3. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
Aspirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia, sementara penyebaran cara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya, faktor-faktor predisposisi termasuk juga berbagai defisiensi mekanisme pertahanan sistem pernafasan. Kolonisasi basilus gram negatif telah menjadi subjek penelitian akhir-akhir ini.1
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi yang terdiri dari :
  1. Susunan anatomis rongga hidung
  2. Jaringan limfoid di nasofaring
  3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut
  4. Refleks batuk
  5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi
  6. Drainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional
  7. Fagositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama Ig A
  8. Sekresi enzim-enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai anti mikroba yang non spesifik.
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya.3
Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli mementuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu:1,3,7
A. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
B. Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.
C. Stadium III (3 – 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
D. Stadium IV (7 – 12 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
GAMBARAN KLINIS
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39–40°C dan mungkin disertai kejang karena demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai di awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pada  bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.
Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat terjadi antara 2-3 minggu.3
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
  1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
  2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
  3. Peningkatan LED.
  4. Kultur  dahak dapat positif pada 20 – 50 % penderita yang tidak diobati. Selain kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).
  5. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis meyabolik.3,7
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. Foto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. Gambaran ke arah sel polimorfonuklear juga dapat dijumpai.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh karena itu WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan berdasarkan :
  • Pneumonia sangat berat :
→ bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
  • Pneumonia berat :
→ bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
  • Pneumonia :
→ bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
-         > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
-         > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun
-         > 40 x/menit pada anak usia 1 – 5 tahun
  • Bukan Pneumonia :
→ hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.3,4
DIAGNOSA BANDING
  1. Bronkiolitis
  2. TB Paru
PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah dengan kloramfenikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama 4 – 5 hari.3
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :3,7
  • Bed rest
  • Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.
  • Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
  • Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
  • Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan :
  • Untuk kasus pneumonia community base :
-         Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
-         Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
  • Untuk kasus pneumonia hospital base :
-         Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
-         Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
  • Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri
  • Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral
  • Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
Tabel pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi :3
Mikroorganisme
Streptokokus dan StafilokokusM. Pneumonia
H. Influenza
Klebsiella dan P. Aeruginosa
Penicilin G 50.000-100.000 unit/hari IV atauPenicilin Prokain 6.000.000 unit/hari IM atau
Ampicilin 100-200 mg/kgBB/hari atau
Ceftriakson 75-200 mg/kgBB/hari
Eritromisin 15 mg/kgBB/hari
Kloramfenikol 50-100 mg/kgBB/hari
Sefalosporin
KOMPLIKASI
Dengan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai adalah empyema dan otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.3
PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat untuk pengobatan.3